Salah satu jawabannya adalah, karena salah dalam memahami makna 'nikmat'. Mungkin selama ini orang lebih cenderung menganggap nikmat adalah berupa rizqi, harta, prestasi, kebahagiaan, dll.. Padahal nikmat itu selain pembawa kebahagiaan, ia juga bisa berupa terhindar dari musibah dan rasa sengsara.
Coba deh ambil sedikit waktu buat merenung, sepanjang hari ini aja tadi. Inget-inget lagi, pasti ada hal-hal yang kalau kita salah langkah sedikit saja bisa menimbulkan musibah entah itu kecelakaan di jalan, tergores pisau waktu memasak, kepeleset waktu mandi, atau hal lainnya.
Lihat jarimu, gerakkan masing-masing jarinya. Semua masih normal, bisa bergerak dan meraba dengan baik. Renungi dan rasakan nikmat dari Allah atas kesempurnaan ragamu.
Allah masih memberimu kehidupan, selagi banyak manusia lainnya mati tanpa pandang usia dan cara. Bersedekah dan sholat sunnah supaya bisa kaya? Mungkin lebih baik sebelum meminta kaya, amalan itu kita persembahkan sebagai rasa syukur kita kepada Allah. Karena begitu yang diajarkan oleh Rasulullah kan. Beliau ibadah pagi siang malam, padahal sudah dijanjikan Syurga Firdaus untuknya.
Kala itu Rasulullah beribadah shalat di waktu malam sangat panjang dan sepanjang munajatnya beliau menangis hingga janggutnya basah oleh air mata, konon kakinya pun sampai bengkak, saking lamanya beliau berdiri karena bacaan shalatnya sangat panjang…
Melihat kakinya bengkak dan tangisannya yang begitu sangat, saat beliau ditanya oleh 'Aisyah, “Bukankah surga sudah dijaminkan untukmu? Bukankah dosa-dosamu sudah diampuni? Lalu, apa lagi yang Anda cari dengan ibadah sampai seperti ini?”
"Afalaa akuunu ‘abdan syakuuro… Apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang penuh syukur?", begitu kata Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Subhanallaah :')